halaman

Selasa, 11 Januari 2011

Keutamaan Dzikir





Rasul Shalallahu ‘alihi wa salam bersabda : perumpamaan org yg berdzikir kepada Allah dengan orang yg tidak berdzikir sepeti perumpamaan orang yg HIDUP dan orang yang MATI.- riwayat Bukhari dalam fathul baari (XI/208)-
Sabdanya ini menunjukan bahwa betapa pentingnya dzikir kpada Allah… karena  dengan dzikir hati menjadi lembut dan tanpa dzikir hati menjadi mati… banyak dalil yg menjelaskan tentang pentingnya berdzikir kpd Allah… diantaranya yaitu..
Allah berfirman: “Karena itu ingat lah kamu kepadaKu niscaya aku ingat Pula kpdamu, danbersyukurlah kepadaKu dan jangan kamu mengingkari (nikamat)Ku” al-Baqoroh 152
Allah memerintahkan kita agar merdzikir yg banyakdengan  firmanNya: “Hai org” yg beriman! Berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir sebanyak-banyaknya”
Allah juga menyediakan ampunan yg luas dan pahala yg besar utk org yg berdzikir kpdNya dgn firmanNya: “…dan laki-laki juga perempuan yg banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyiapkan utk mereka ampunan dan pahala yg besar”
Bahakan pahalanya lebih besar dari pada berperang maupun infak dengan emas juga perak,,,  rasul Shalallahu ‘alihi wa salam telah bersabda: maukah kalian kuberitahukan tentang amal perbuatan kalian yg terbaik dan paling suci di sisi Allah Yang Maha Memiliki kalian serta paling tinggi derajatnya, bahkan lebih baik bagi kalian daripada mnginfakan emas dan perak, lebih baik bagi kalian mengikuti perang melawan musuh beresiko utntuk dibunuh atau membunuh??- sahabat menjawab: tentu saja kami mau wahai Rasulullah- rasul Shalallahu ‘alihi wa salam  bersabda: BERDZIKIR KPD ALLAH TA’ALA!” riwayat ibnu majjah (II/1245) dan tirmidzi (V/459)-
Allah telah meluaskan pahalanya hanya dengan gerakan lisan yg tanpa tulang dapat bergerak dengan lincah, dapat bergerak  dimana saja,,, kenapa kita masih sulit berdzikir?? Bahkan sahabat ada yg mengeluh dan berkata(Abdullah bin Busrin): ada seorang laki-laki berkata kpd rasulullah Shalallahu ‘alihi wa salam: Wahai Rasulullah! Syariat-syariat Islam yg ada telah banyak bagiku. Beritahukan kpdaku suatu yg bisa ak jadikan pegangan!; rasul bersabda: Hendaknya lisanmu selalu engkau basahi dgn dzikir kpd Allah;” (Bukhari VII/171, muslim IV/2061.
Dan Allah juga telah member pahala utk kita  dalam membaca Quran dgn pahala pada setiap huruf bukan setiap kata atau ayat sebagaimana rasul Shalallahu ‘alihi wa salam  bersabda: “Barang siapa yg membaca satu huruf pada Al-Quran, maka dia akan mendapat satu kebajikan, dan kebajikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan aliiflaammiim (ayat 1 surat –al-baqoroh-red) itu satu huruf tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan miim satu huruf.” Shahih at-Tirmidzi (III/9) betapa murahnya Allah yg memudahkan pahala bagi kita. Tidak tanggung”, Dia dalam member pahala, betapa besar NikmatNya… bahkan niat yg jelek saja bisa jadi pahala dengan syarat tidak jadi dilakukan dgn hadits yg diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa salam  meriwayatkan dari Rabbnya: Sesungguhnya Allah ta’ala telah menuliskan catatan kebaikan-kebaikan juga kejahatan-kejahatan lalu menjelaskannya: “barang siapa yg bermaksud berbuat kebaikan, lalu belum sempat mengerjakannya Allah mencatat disisiNya satu kebaikan SEMPURNA. Dan jika dia bermaksud berbuat kebaikan dan mengerjakannya Allah mencatat DisisiNya 10 kebaikan, bahkan dilipat gandakan sampai TUJUH RATUS ATAU LEBIH! Dan jika dia bermaksud berbuat kejahatan dan tdk mengerjakan (dgn alas an ap pun-red) maka Allah menulis disisiNya SATU KEBAIKAN YG SEMPURNA! Dan barang siapa yg bermaksud berbuat kejahatan lalu mengerjakannya maka Allah menulis disisiNya satu kejahatan” lihatlah betapa murahnya Allah, menulis kejahatan yg tdk atau belum terlaksana dengan MENULISKAN SEBUAH KEBAIKAN! Dan jika bermaksud jahat lalu mengerjakan Dia menulis disisiNya satu kejahatan yg dalam hadits tidak disebutkan apkah sempurna Atau atau tdk sempurna.. para ulama banyak berpendapat tdk situlis sempurna karena kemurahan Allah…

Kenapa kita masih saja malas dengan hanya berdzikir?? Padahal semua telah di mudahkan Oleh Allah…??? Lihatlah betapa murahnya Dia!!

BERDZIKIRLAH WAHAI KAUM MUSLIMIN….

WALLAHU A’ALAM BISHAWWAB…

Keutamaan Pemilik Ilmu


Allah ta’ala talah memuji ilmu dan pemiliknya serta mendorong hamba-hambanya untuk berilmu  dan membekali diri dengannya. Demikian juga sunnah nabi yg suci.
Ilmu adalah amal salih yg paling utama dan ibadah yg paling mulia dan paling utama diantara ibadah-ibadah sunnah, karena ilmu termasuk jenis jihad di jalan Allah, karena sesungguhnya agama Allah hanya akan tegak dengan dua hal:
Pertama: dengan Ilmua dan Penjelasan
Kedua: dengan perang dan senjata
Kedua hal ini merupakan kehadusan. Agama ini tidak mungkin tegak dan menang tanpa keduanya. Hal yg pertama harus lebih dipentingkan dari hal yg kedua. Oleh karena itu Nabi Shalallahu ‘alihi wa salam tidak menyerang suatu kaum sebelum sampainya dakwah kepada mereka. Jadi ilmu lebih diutamakan dari pada perang.
Allah ta’ala berfirman:
“Ataukah orang yg beribadah sepanjang malam sambil bersujuddan berdiri karena takut akhirat dan mengharapkan rahmat Rabb-nya” (QS. Az-Zumar: 9)
Kata Tanya di sini mesti memiliki lawan kata, sehingga Artinya: “Apakah orang yg beribadah sepanjang siang dan malam sama dengan keaadaan yg tidak demikian?” Golongan kedua yg keutamaannya kurang adalah golongan yg tidak berilmu.
Allah juga berfirman:
“Apakah samaorang yg berilmu dengan orang yg tidak berilmu? Hanyalah orang yg berakal yg bisa mengambil pelajaran.”(QS. Az-Zumar: 9)
Di antara keutamaan ilmu yg terpenting adalah sebagai berikut:
1.       Ilmu adalah warisan para nabi
Para nabi tidaklah mewariskan dirham(emas) ataupun dinar(perak) tapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yg telah mengambil ilmu maka dia telah mengambil bagian yg bannyak dari warisan para nabi.
2.       Ilmu itu abadi, sedangkan harta adalah fana(akan sirna)
Nabi Shalallahu ‘alihi wa salam bersabda “Apabila anak adam mati, maka terputuslah segala amalnya kecuali 3 hal: shadaqah jarriyah, ilmu yg bermanfaat, dan anak shalih yg mendoakannya” riwayat Muslim
3.       Pemilik ilmu tidak merasa lelah dalam menjaga ilmu
Apabila Allah member rizki berupa ilmu maka tempat ilmu itu adalah hati yg tidak membutuhkan peti maupun kunci dll. Dia akan terpelihara dalam hati dan terjaga dalam jiwa. Dan dalam waktu bersamaan ilmu itu akan menjaga kita dengan izin Allah. Sedangkan harta, kitalah yg harus menjaga, dan harus disimpan sedemikian rupa agar tidak hilang.
4.       Dengan ilmu, manuasia dapat menjadi saksi atas kebenaran
Allah berfirman:
“Allah bersaksi bahwa tidak ada tuhan yg berhak disembah kecuali Dia, demikian juga para malaikat dan orang-orang yg berilmu yg tegak di atas keadilan”(QS. Ali Imran:18)
Maka cukuplah kebanggan bagimu wahai penuntut ilmu, engkau menjadi saksi bagi Allah bahwa tidak ada tuhan yg berhak disembah kecuali Allah beserta para Malaikat yg menyaksikan keesaan-Nya.
5.       Ahli ilmu termasuk salah seorang dari ulul amri yg wajib ditaati
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yg beriman taatilah Allah dan taatilah rasul dan ulul amri (para pemimpin) diantara kalian”(QS. An-Nisaa’:59)
Uylul amri disini mencakup seluruh ulul amri dari kalangan penguasa, hakim, suami, ulama, dan penuntut ilmu(syar’i). maka wewenang ahli ilmu adalah mengajak manusia melaksanakanya, sedangkan wewenang penguasa adalah menrapkan syariat Allah dan mewajibkan manusia untk melaksanakannya.
6.       Ahli ilmu adalah orang yg melaksanakan perintah Allah ta’ala sampai hari kiamat
Hadits dari Mu’awiyyah Radhiallahu ‘anhu dia berkata: aku menengar Nabi Shalallahu ‘alihi wa salam bersabda:”barang siapa yg Allah kehendaki kebaikan, maka Allah akan membuatnya faham tentang agamanya. Aku hanyalah Qosim dan Allah yg memberi. Dan dikalangan umat ini akan senantiasa ada sekelompok orang yg selalu tegak di atas perintah Allah, tidak ada yg membahayakan mereka dari orang-orang yg menyelisihi mereka hingga dating urusan Allah.” (HR. Bukhari)
Imam Ahmad berkata tentang kelompok ini: “Jika mereka bukan ahi hadits maka aku tidak tahu siapa lagi mereka itu.”
Al-Qadhi ‘Iyadh berkata: “yg dimaksud oleh imam Ahmad adalah Ahlus Sunnah dan orang-orang yg meyakini madzhab ahlul hadits.”
7.       Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa salam tidak mendorong seseorang agar iri kepada orang  lain atas suatu nikmat yg telah Allah karuniakan
Kecuali atas dua nikmat:
Pertama, mencariilmu dan mengamalkannya.
Kedua, pedagang yg menjadikan hartanya sebagai alat untuk memperjuangkan islam.
Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata: Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “tidak boleh iri kecuali dalam dua hal: seseorang yg diberi hartanya itu untuk membela kebenaran, dan seseorang yg diberi ilmu oleh Allah lalu dia mengamalkannya dan mengajarkannya.
8.       Sebagaimana yg telah diterangkan dalam sebuah hadits
Dari riwayat Al-Bukhari dari Abu Musa Al-Asy’ari berkata: dari Nabi Shalallahu ‘alihi wa salam bersabda: “Perumpamaan petunjuk dan ilmu yg Allah telah mengutusku dengan membawa keduanya adalah seperti hujan yg turun ke bumi, maka diantara bumi itu ada tanah yg baik (gembur) yg menyerap air dan yg menumbuhkan Tumbuhan dan rumputyg banyak. Ada pula tanah yg keras yg menahan air, lalu Allah memberi manfaat kepada manusia dari tanah itu, mereka minum dan bercocok tanam. Hujan pun menimpa tanah yg lain, yaitu Qii’aan yg tidak bisa menahan air dan tidak bisa munumbuhkan rumput. Demikianlah perumpamaan orang yg memahami agama Allah dan bisa memberi manfaat dari apa yg Allah telah mengutusku dengan membawa ajaran ini, lalu dia mengetahui dan mengajarkannya, dan perumpamaan orang yg tidak mau mengangkat kepalanya untuk hal itu dan orang yg tidak mau menerima petunjuk dari Allah yg aku diutus dengan membawa petunjuk itu.” (HR. Bukhari)
9.       Ilmu adalah jalan menuju surga
Sebagaimana yg ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah bahwa Nabi salallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Dan barang siapa yg meniti jalanuntuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”(HR. Bukhari)
10.   Barang siapa yg dikehendaki oleh Allah kebaikan, maka Allah akan membuatnya faham tentang agamanya
Hadits dari Mu’awiyyah Radhiallahu ‘anhu dia berkata: aku menengar Nabi Shalallahu ‘alihi wa salam bersabda:”barang siapa yg Allah kehendaki kebaikan, maka Allah akan membuatnya faqih(faham) tentang agamanya.”(telah di sebutkan takhrijnya)
Artinya, allah menjadikan seseorang faqih dalam agama Allah. Maksud faqih disini bukan faqih dalam masalah amaliyah tapi faqih dalam masalah tauhid dan pokok-pokok agama dan apa-apa yg berhubungan dengan syariat Allah.
11.   Ilmu adalah cahaya yg menerangi jalan hidup seorang hamba
Dia pun akan mengetahui bagaimana (seharusnya) beribadah kepada Rabb-nya dan bagaimana cara bergaul dengan sesama hamba-Nya, maka jalan hidupnya akan selalu di atas ilmu dan cahaya.
12.   Orang yg berilmu adalah cahaya yg menerangi manusia dalam urusan agama dan dunia mereka
Tidak samar dalam ingatan kebayakan manusia tentang org yg telah membunuh 99 orang dari kalangan bani israil, lalu dia bertanya tentang orang yg paling brilmu di muka bumi dan dia ditunjukan kpd seorang ‘aabid(ahlul ibadah), lalu dia bertanya kepada ahli ibadah itu apakah masih bisa bertaubat atau tidak? Ahli ibadah itu menganggap dosanya terlalu besar sehingga menjawab “Tidak!” lalu dibunuhnya ahli ibadah itu dan mati, dan genap sudah orang di bunuh menjadi 100 orang. Lalu dia pergi kpd seorang ‘aalim (orang yg berilmu) lalu bertanya dengan pertanyaan yg sama lalu ‘aalim itu menjawab bahwa dia maasih bisa bertaubat dan tidak ada pengahalang antara dia dan taubatnya, lalu ‘aalim menunjukan dia kpd tempat yg berpenduduk orang-orang shalih agar dia dating ke negri itu. Dan di perjalanan dia mati. Kisah ini masyhur.
Perhatikanah perbedaan antara orang yg berilmu dan orang bodoh.
13.   Sesungguhnya Allah meninggikan derajat ahli ilmu di akhirat juga di dunia
Adapun di akhirat Allah mengangkat derajat mereka karena dakwah mereka kpd Allah dan amal yg mereka lakukan berdasarkan ilmu mereka. Sedangkan di duniaa, Allah mengangkat derajat mereka dikalangan hamba-hamba-Nya yg juga sesuai dengan amal mereka. Allah berfirman;
“Allah mengangkat orang-orang yg beriman diantara kamu dan orang yg berilmu beberapa derajat.”(QS. Al-Mujadilah:11)

potongan dari (kitaabul Ilm karya syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin bab 1 bahasan ke 2)

Kamis, 30 Desember 2010

Tiga Pokok Kebahagiaan

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Ada tiga pokok yang menjadi pondasi kebahagiaan seorang hamba, dan masing-masingnya memiliki lawan. Barangsiapa yang kehilangan pokok tersebut maka dia akan terjerumus ke dalam lawannya. [1] Tauhid, lawannya syirik. [2] Sunnah, lawannya bid’ah. Dan [3] ketaatan, lawannya adalah maksiat. Sedangkan ketiga hal ini memiliki satu musuh yang sama yaitu kekosongan hati dari rasa harap di jalan [ketaatan kepada] Allah dan keinginan untuk mencapai balasan yang ada di sisi-Nya serta ketiadaan rasa takut terhadap-Nya dan hukuman yang dijanjikan di sisi-Nya.” (al-Fawa’id, hal. 104)
Tauhid mengantarkan menuju bahagia
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri iman mereka dengan kezaliman/syirik, mereka itulah yang akan mendapatkan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang diberikan petunjuk.” (QS. al-An’aam: 82). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka atas orang yang mengucapkan la ilaha illallah dengan ikhlas mengharapkan wajah Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Abdullah Ibnu Mubarak rahimahullah berkata, “Betapa banyak amalan kecil menjadi besar karena niat (yang ikhlas), dan betapa banyak amalan besar menjadi kecil karena niat (yang tidak ikhlas).”
Syirik mengantarkan menuju sengsara
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka, dan tiada seorang penolongpun bagi orang-orang yang zalim itu.” (QS. al-Maa’idah: 72). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berjumpa dengan Allah dalam keadaan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka dia pasti masuk neraka.” (HR. Muslim).
Sunnah mengantarkan menuju bahagia
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah (Muhammad); Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (QS. Ali Imran: 31). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam itu datang dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing sebagaimana datangnya, maka beruntunglah orang-orang yang asing.” (HR. Muslim). Imam Malik rahimahullah berkata, “Sunnah adalah [laksana] bahtera Nabi Nuh, barangsiapa yang menaikinya akan selamat, dan barangsiapa yang tertinggal akan tenggelam.”
Bid’ah mengantarkan menuju sengsara
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang menentang rasul setelah jelas baginya petunjuk dan dia justru mengikuti selain jalan orang-orang beriman, niscaya akan Kami biarkan dia terombang-ambing dalam kesesatannya dan Kami pun akan memasukkannya ke dalam Jahannam, dan sesungguhnya Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. an-Nisaa’: 115). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sejelek-jelek urusan adalah yang diada-adakan -dalam agama-, [dan setiap yang diada-adakan itu adalah bid'ah] dan setiap bid’ah pasti sesat [dan setiap kesesatan di neraka].” (HR. Muslim, tambahan dalam kurung dalam riwayat Nasa’i)
Ketaatan mengantarkan menuju bahagia
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya sungguh dia akan mendapatkan keberuntungan yang sangat besar.” (QS. al-Ahzab: 71). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua umatku pasti masuk surga, kecuali yang enggan.” Para sahabat pun bertanya, “Siapakah orang yang enggan itu wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab, “Barangsiapa mentaatiku masuk surga dan barangsiapa yang mendurhakaiku maka dialah orang yang enggan itu.” (HR. Bukhari). Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma berkata, “Allah menjamin bagi siapa saja yang membaca al-Qur’an dan mengamalkan ajaran yang ada di dalamnya bahwa dia tidak akan sesat di dunia dan tidak akan celaka di akherat.”
Kemaksiatan mengantarkan menuju sengsara
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan rasul-Nya sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (QS. al-Ahzab: 36). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Surga diliputi dengan perkara-perkara yang tidak disenangi nafsu (ketaatan) sedangkan neraka diliputi dengan perkara-perkara yang disenangi nafsu (kemaksiatan).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hilangnya harapan dan rasa takut
Sementara ketiga hal di atas -tauhid, sunnah, dan ketaatan- memiliki satu musuh yang sama yaitu ketiadaan rasa harap dan rasa takut. Yaitu ketika seorang hamba tidak lagi menaruh harapan atas apa yang Allah janjikan dan tidak menyimpan rasa takut terhadap ancaman yang Allah berikan. Akibat ketiadaan harap dan takut ini maka timbul berbagai dampak yang membahayakan. Di antara dampaknya adalah; [1] terlena dengan curahan nikmat sehingga lalai dari mensyukurinya, [2] sibuk mengumpulkan ilmu namun lalai dari mengamalkannya, [3] cepat terseret dalam dosa namun lambat dalam bertaubat, [4] terlena dengan persahabatan dengan orang-orang saleh namun lalai dari meneladani mereka, [5] dunia pergi meninggalkan mereka namun mereka justru senantiasa mengejarnya, [6] akherat datang menghampiri mereka namun mereka justru tidak bersiap-siap untuk menyambutnya. Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan bahwa ketiadaan rasa harap dan takut ini bersumber dari lemahnya keyakinan. Lemahnya keyakinan itu timbul akibat lemahnya bashirah/pemahaman. Dan lemahnya bashirah itu sendiri timbul karena jiwa yang kerdil dan rendah (lihat al-Fawa’id, hal. 170).
Bersihkan jiwamu!
Jiwa yang kerdil dan rendah akan merasa puas dengan perkara-perkara yang hina, sementara jiwa yang besar dan mulia tentu hanya akan puas dengan perkara-perkara yang mulia (lihat al-Fawa’id, hal. 170). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sungguh berbahagia orang yang menyucikan jiwanya dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (QS. asy-Syams: 9-10). Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata, “Yaitu orang yang menyucikan jiwanya dari dosa-dosa dan membersihkannya dari aib-aib, lalu dia meninggikannnya dengan ketaatan kepada Allah serta memuliakannya dengan ilmu yang bermanfaat dan amal saleh.” (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 926). Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Yang dimaksud penyucian di sini ialah dia menyucikan dirinya dengan cara membebaskannya dari syirik dan noda-noda maksiat, sehingga jiwanya menjadi suci dan bersih.” (Tafsir Juz ‘Amma, hal. 165)
Dari sinilah, kita menyadari betapa besar peran ilmu yang diamalkan. Oleh sebab itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berdoa seusai sholat Subuh dengan doa yang sangat indah, Allahumma inni as’aluka ‘ilman nafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan. Yang artinya; “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezki yang baik, dan amalan yang diterima.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah niscaya akan dipahamkan dalam urusan agamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Sedangkan ilmu dan pemahaman seorang hamba tentang agamanya diukur dengan rasa takutnya kepada Allah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya yang merasa takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu.” (QS. Fathir: 28). Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata, “Cukuplah rasa takut kepada Allah sebagai bukti ilmu -seseorang-.”

-http://abumushlih.com/tiga-pokok-kebahagiaan.html/-

Surat Kecil Untuk Calon BIdadariku

Ukhti..

Kau mungkin agak lelah dalam penantian, tapi yakinlah bahwa aku kan datang menjemputmu. Bukan bak pangeran berkuda putih yang gagah atau pun bak pujangga yang melamrmu dengan sejuta puisi. Ku akan menjemputmu dengan sebuah kesederhanaan untuk membawamu membangun cinta dalam naunganNya.

Ukhti..

Kau lah tulang rusukku yang hilang, maka bersabarlah sampai ku datang menyempurnakan dien kita. Kau lah bidadariku kelak, maka jagalah izzah mu sampai ku datang dengan gagah pada ke dua orang tuamu. Bukan untuk mengajakmu menyenangkan syetan dalam maksiat.

Ukhti..

Nantilah aku dengan penuh ketenangan. Tenangmu bukan berarti diam tanpa arti. Tenangmu bukan berarti hanya menunggu termenung. Namun tenangmu adalah doa dan tawakal kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Ukhti..

Sabarlah dalam penantianmu. Ku tahu kau setegar Fatimah, secerdas Aisyah namun kau tak seberani Khadijah yang

berani melamar Rasulullah Alaihi Wasallam lebih dulu. Tapi aku yakin, di balik ketidak beranianmu tersimpan sejuta arti untuk pangeranmu kelak.

Ukhti..

Jagalah Iffahmu sebelum ku jemput. Jagalah hijjabmu tuk senantiasa terperihara. Bukan untukku, tapi untuk dirimu sendiri. Tapi hati ini tak mampu menolak, kau begitu mempesona saat kau halal untukku kau di balut jilbab yang begitu indah.

Ukhti..

Dekatkanlah dirimu kepada Allah sebelum kau mendekat padaku nanti. Dia lah yang lebih tau yang terbaik untukmu,Dia

lah yang mampu mendekatkan hati kita, Dia lah yang mampu membolak-balikkan kita. Maka senantiasalah serahkan hatimu untukNya.

Ukhti..

Kau lah bidadariku. Maka percantiklah dirimu dalam penantian dengan memperbaiki dirimu, dengan memperbanyak ilmu. Karna ku yakin dan kau pun yakin, wanita yang baik untuk laki-laki yang baik.

Yakinlah yaa ukhti fillah.. Sang Sutradara kehidupan sedang memberikanmu jalan untuk menggapai Jannah-Nya.



Wallahu'alam bi Shawwab

pembuat: Hamba Allah

Rokok HARAM / MAKRUH????

"Rokok dapat mennyebabkan impotensi, gaguan paru", gaguan kehamilan, dll" yah kurang lebih begitu prolog pada bungkus setiap rokok...
kenapa rokok ini digemari padahal sudah jelas ini menyebabkan penyakit pada tubuh...
apakah seseorang ingin menyiksa dirinya dengan sebatang rokok??
apa kah hukum menyiksa diri itu???
dzaliminilah hukum utk org yg merusak diri...
sudah jelas rasul sallahu alaihi wa salam bersabda yg diriwayat kal oleh Abi Saa'id Saad bin Malik "Diharamkan segala yg berbahaya dan membahayakan"

syaikh Utsaimin berkata didalam bukunya "larangan itu mutlaknya menunjukan PENGHARAMAN, kecuali datang dalil yg menunjukan ini tidak haram atau turun derajat menjadi makruh"

Jadi pada masalah penyiksaan diri ini hukum,a HARAM karena tidak ada dalil sahih yg menunjukan bahwa ini makruh jadi ini termasuk makruh... apa lagi Allah menguatkan hal ini dengan firman,nya...
"dan Allah tidak memberi HIDAYAH kepada org" yg dzalim"Al-Jum'ah ayat 5...
apakah ingin kalian Allah menyesatkan kita dgn tdk diberinya hidayah???
ap pantas Allah yg telah memberi nikmat kpd kita berupa kesehatan lalu kita rusak hanya dengan sebatang rokok yg harganya tidak lebih dari 2rb rupiah ini??
apakah balasan org yg tidak bersyukur atas nikmat Allah?? allah berfirman "barang siapa yg bersyukurmaka akan Aku tambah nikmat,a dan barang siapa yg kufur maka akan Aku ambil nikmat itu"
kenapa kita tidak mau membuang rokok itu demi mendapat tambahan nikmat-Nya???

Demi Dzat yg jiwaku ada ditangan-Nya...
sungguh rugi org yg menyiksa dirinya dengan barang sesepele rokok!!

Demi Dzat yg jiwaku ada ditangan-Nya..
tidak kah kalian takut dengan firman-Nya:"Sungguh Allah itu SANGAT KERAS hukuman-Nya"


Demi Dzat yg jiwakuAda ditangan-Nya...
tidakkah kalian ingin bertaubat??
bukankah Allah telah berfirman: "Sesungguhnya Allah itu sagat luas ampunan-Nya"
Dia juga berfirman :"Hai orang-orang yang beriman, tobatlah kepada Allah dengan tobat yang seikhlas-ikhlasnya, semoga Tuhanmu menghapuskan kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang banyak mengalir sungai-sungai di bawahnya. Pada hari di mana Allah tidak mengecewakan nabi-nabi dan orang-orang yang menyertainya dalam keimanan, sedangkan nilai-nilai kebajikan mereka bersinar cemerlang di hadapan mereka di waktu mereka sedang berjalan, dan bersinar cemerlang di kanan mereka di waktu berhisab, lalu mereka mendoa: "Ya Tuhan kami, abadikanlah cahaya kami ini untuk kami, dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala-galanya".
Dan bertaubatlah wahai orang" yg beriman!!
telah disediakan bagi kalian sebuah tempat hijau yg terhampar sejauh mata memandang..
didalamnya mengalir sungai sungai dari susu dan madu...
telah disediakan bagi kalian pasangan-pasangan yg belum pernbah kalian lihat ke elokannya,,,

Demi Allah Janji Allah itu pasti!!!!

Rabu, 29 Desember 2010

Pengganti yg lebih baik

Allah berfirman "Jika dia(nabi) menceraikan kalian(para istri nabi) bisa jadi Allah mengganti,a dengan perempuan yg lebih baik dari pada kamu dari kalangan wanita yg patuh, yg beriman, yg bertaubat, yg mengerjakan ibadah yg berpuasa, yg janda maupun perawan" at-tahrim ayat 5

pada saat ayat ini turun ketika nabi membicarakan sesuatu yg rahasia kepada salah satu istrinya...
lalu sang istri ini memberi tahu kpd istri yg lain..
lalu nabi menegur dan Allah berfirman utk mreka berdua bahwa mereka harus bertaubat dan hati mereka memang condong utk itu,,,
dan Allah menurunkan ayat ini... yg jika nabi menceraikan mereka(kedua istri) Allah akn menganti dgn yg lebih baik dari pada mereka....


dan ayat ini bukan hanya di khususkan utk nabi...
tapi utk semua laki" bahkan perempuan...
yg seandainya seorang laki" mencerai istrinya karena keburukan sang istri atau hal yg lain,,
maka sang laki" tdk perlu bersedih karena dia akan mendapat ganti dgn yg lebih baik insya Allah..
begitu juga sang wanita bila dia dicerai dia tdk perlu berlarut" yg harus optimis bahwa dia akan mendapat laki" yg lebih shalih atau lebih dari yg sebelum,a,,,

pada intinya ayat ini menghibur seseorg yg dia dicerai atau ditinggal olh org yg dia sayangi bahwa dia akn diberi pengganti yg lebih baik dari sebelumnya...
percayalah,,, Allah mempunyai rencana yg baik utk kita,,,
kita hanya bisa berdoa dan berbuat lalu kita serahkan semua pada Allah,,,

WALLAHU A"LAM

Tips Khusyu’ dalam Shalat

Seiring dengan banyaknya kesibukan duniawi, khusyu’ dalam shalat menjadi sesuatu yang amat sulit dicapai. Padahal shalat adalah induknya seluruh ibadah, yang bila ia baik maka baiklah ibadah-ibadah lainnya. Namun bila ia rusak karena tidak khusyu’ umpamanya, maka ibadah-ibadah lainnya akan terpengaruh. Berikut ini adalah tips sederhana yang insya Allah dapat membantu anda untuk khusyu’ dalam shalat… akan tetapi kuncinya ialah konsentrasi, konsentrasi, dan konsentrasi… Tips ini takkan berguna jika sedari awal anda tidak konsentrasi pada shalat.

Karenanya, usahakan agar sebelum shalat anda dalam kondisi tenang. Lebih baik jika Anda telah berada di mesjid atau mushalla anda sebelum adzan berkumandang, agar memiliki waktu luang untuk konsentrasi dan menenangkan pikiran, baru kemudian ikuti tips di bawah.
Tahukah Anda, bahwa setiap gerakan dan ucapan dalam shalat memiliki makna dan jawaban tertentu?
Tidak tahu…? Kalau begitu perhatikan tips berikut dengan baik…

Melepas alas kaki: lepaslah dunia beserta alas kaki anda.

Ucapan Allahu Akbar: Tidak ada yang lebih besar dari Allah, camkan itu!

Mengangkat kedua tangan: lemparkan segala urusan dunia ke belakang.

Berdiri: ketahuilah, bahwa Anda sedang berdiri menghadap Allah.

Tangan kanan di atas tangan kiri: Berlaku sopanlah di hadapan Allah.

Al Fatihah: Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Allah mengatakan: Aku membagi shalat untuk-Ku dan hamba-Ku dalam dua bagian, dan hamba-Ku akan mendapat apa yang dimintanya. Jika hamba-Ku mengucapkan: Alhamdulillahi rabbil ‘alamien (segala puji bagi Allah penguasa jagat raya), Ku-jawab: “hamidani ‘abdi” (hamba-Ku memuji-Ku).
Jika hamba-Ku megatakan: “Arrahmanirrahim” (Yang Maha pengasih lagi penyayang), Ku-jawab: “Atsna ‘alayya ‘abdi” (hamba-Ku memujiku lagi).
Jika hamba-Ku mengatakan: “Maaliki yaumiddien” (Penguasa di hari pembalasan), Ku-jawab: “Majjadani ‘abdi” (hamba-Ku menyanjung-Ku).
Jika hamba-Ku mengatakan: “Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’ien” (hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami meminta tolong). Ku-jawab: Inilah batas antara Aku dan hamba-Ku, dan baginya apa yang dia minta…
Jika hamba-Ku mengatakan: “Ihdinassiraatal mustaqiem… dst” (tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat. Bukan jalan orang-orang yang Kau murkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat), Ku-jawab: Inilah bagian hamba-Ku, dan baginya apa yang dia minta (HR. Muslim).
Mulai sekarang, biasakan tiap kali membaca Al Fatihah bersikaplah seakan Anda mendengar jawaban Allah pada tiap ayatnya…
Ruku’: Bungkukkan punggung Anda untuk Allah saja, dan tundukkan hati Anda bersamanya.
Berdiri dari ruku’: Segala puji bagi Allah yang menjadikan punggung Anda tegak kembali.

Sujud: letakkan bagian tubuh Anda yang paling terhormat –yaitu wajah- pada tempat yang paling rendah di bumi –yaitu tanah-. Ingatlah bahwa Anda berasal darinya, dan Anda akan kembali ke sana. Lalu katakan “Subhaana Rabbiyal a’la” (Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi) 3x, agar makna tersebut semakin meresap dalam hati, lalu berdoalah sesuka Anda.
Duduk lalu sujud yang kedua: bersimpuhlah di hadapan Allah, dan sujudlah kembali, sebab sujud tidak cukup hanya sekali !

Tasyahhud: Attahiyyaatu lillaah wasshalawaatu wat thayyibaat (Salam sejahtera, shalawat, dan segala yang baik adalah milik Allah)… rasakan keagungan Allah ketika itu !
Assalaamu ‘alaika Ayyuhannabiyyu (salam sejahtera atasmu wahai Nabi)… ucapkan salam atas Nabi dan yakinlah bahwa Nabi membalas salam Anda. Nabi bersabda: (ما من عبد يصلى ويسلم علي إلا رد الله علي روحي فارد السلام) artinya: “Tidak ada seorang hamba pun yang mengucapkan salam dan shalawat atasku, melainkan Allah kembalikan ruhku agar aku membalas salamnya”.
‘Assalaamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibaadillaahisshaalihien (Salam sejahtera atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih)… sekarang kedudukanmu mulai terangkat, salamilah dirimu dan kau perlu bersahabat dengan orang-orang shalih.
‘Asyhadu allaa ilaaha illallaah’ (Aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah)…yakinlah bahwa Allah ada meski engkau tak melihat-Nya.
Allahumma Shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim (Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Kau limpahkan atas Ibrahim dan keluarga Ibrahim)…Teladanilah kedua Nabi yang mulia ini, karena keduanyalah suri teladan terbaik. Dan berterima kasihlah kepada mereka yang telah mengajarkan kebaikan untukmu, dengan mendoakan mereka dalam shalatmu.

Salam ke kanan: tujukan kepada malaikat pencatat kebaikan…

Salam ke kiri: ucapkan dalam hati “Hai Malaikat di sebelah kiri, aku telah bertaubat !”.

— Penutup Shalat —
Istighfar 3x: Aku mohon ampun atas segala kekurangan yang terjadi dalam shalatku.

Bacalah: ‘Allahumma antassalaam waminkassalaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam’ (Ya Allah, engkaulah As Salaam, dan dari-Mu lah keselamatan. Maha berkah Engkau wahai Yang memiliki segala kemuliaan)… ingatlah bahwa kalimat ini akan Anda ucapkan kepada Allah di Surga, tatkala Dia menyingkap tabir-Nya… Allah akan menyeru Anda dengan mengatakan: “Wahai Ahli Surga, Salaamun ‘alaikum”, maka mereka menjawab: “Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam”.

Lalu bacalah: “Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik” (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, mensyukuri-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu)…agar shalat anda yang berikutnya juga sempurna.
Cobalah tips di atas, dan buktikan kemanjurannya karena saya sendiri telah mencobanya ! Semoga bermanfaat…